Nama lengkap beliau Prof. Drs. KH. Muhammad Asywadie Syukur,
Lc beliau dilahirkan di Banua Hulu, Lahai, Barito Utara, Kalimantan Tengah pada
tanggal 18 Agustus 1930, dari pasangan Syukur
dan Iyah.
KH. M. Asywadie Syukur memulai pendidikannya
dasarnya di Benua Hulu, lulus tahun 1953, melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam
Pertama (SMIP) di Martapura, Kalimantan Selatan. Setamat dari SMIP melanjutkan
studi ke Ma’had Buuth Islamiyah Al Azhar di Mesir. Pada tahun 1960 melanjutkan
ke Fakultas Syari’ah Universitas Al-Azhar, selesai pada tahun 1965.
Selesai pendidikan, KH. M. Asywadie Syukur
ditugaskan sebagai dosen Fakultas Syariah IAIN Antasari sejak tahun 1967.
Setahun di kampus, beliau dipercaya sebagai Pembantu Dekan III Fakultas
Tarbiyah yaitu sejak 1968 – 1970. Sejak 1970 – 1975, beliau terpilih sebagai
Dekan Fakultas Tarbiyah.
Tahun 1975, beliau melanjutkan studi Universitas
Al Azhar Jurusan Ushul Fiqh. Selesai studi, beliau kembali menjabat Dekan
Fakultas Dakwah IAIN Antasari periode 1981 – 1983. Pada periode yang sama,
beliau terpilih sebagai Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan periode 1982 –
1987. Selepas tugas sebagai Anggota DPRD, beliau kembali menjabat Dekan
Fakultas Dakwah periode 1995 – 1997. Belum habis masa jabatan sebagai Dekan,
kemudian dipercaya sebagai Rektor IAIN Antasari sejak tahun 1997 sampai tahun
2001. Ketika menjadi Rektor, beliau membuka Program Pascasarjana (S2) untuk
Ilmu Tasawuf dan Filsafat Hukum Islam. Pada periode ini, beliau juga tercatat
sebagai Anggota MPR sebagai Utusan Daerah periode 1997 – 2002.
Selain itu, KH. M. Asywadie Syukur juga dipercaya
sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan sejak
tahun 1980 - 1990. Kemudian periode 1995 s/d 2011 beliau kembali dipercaya
sebagai Ketua MUI.
Selain aktif di MUI, KH. M. Asywadie Syukur juga aktif
di beberapa organisasi seperti Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI)
Kalimantan Selatan tahun 1986 - 1992, Ketua Majelis Dakwah Islamiyah
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 1983 – 1988, Ketua Dewan Mesjid Indonesia Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 1985 – 1992, Pengurus GAKARI Provinsi Kalimantan
Selatan tahun 1983 – 1993, Pengurus Persatuan Pertahanan Takekat Islam (PPTI)
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 1984 – 1993, Pengurus Ikatan Cendekiaawan
Muslim Indonesia (ICMI) tahun 1991 – 2001, Ketua Badan Amil zakat, Infaq dan
Shadaqah (BAZIS) Provinsi Kalimantan Selatan tahun 1995 – 1998.
KH. M. Asywadie Syukur merupakan seorang ulama
yang produktif. Banyak tulisan beliau yang diterbitkan, diantaranya Filsafat
Al-Qur’an (1969), Filsafat Islam (1969), Islamologi (1970), Pengantar Ilmu
Agama Islam (1975), Ilmu Tasawuf (1980), Perbandingan Mazhab (1980), Apakah
Hukum Islam Dipengaruhi oleh Hukum Romawi (1981), Studi Perbandingan tentang
Masa dan Lingkungan Berlakunya Hukum Positif dan Fikih Islam (1990), Sejarah
Perkembangan Dakwah Islam dan Filsafat Tasawuf di Indonesia (1982), Studi
Perbandingan tentang Beberapa Macam Kejahatan dalam KUHP dan Fikih Islam (1990),
Filsafat Tasawuf dan Aliran-alirannya (1981), Bimbingan Ibadah Bulan Ramadhan (1982),
Asas-Asas Hukum Perdata Islam (1970), Asas-asas Hukum kebenaran dan Perjanjian
dalam Fikih Islam (1984), Intisari Hukum Pewarisan dalam Fikih Islam (1992), Intisari
Hukum Wasiat dalam Fikih Islam (1992), Intisari Hukum Perkawinan dalam Fikih
Islam (1985), Pengantar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih (1990), Khotbah Sebagai
Media dan Metode Dakwah (1982), Strategi dan Teknik Dakwah Islam (1982), Ilmu
Dakwah (1970), Hukum Konstitusi dalam Fikih Islam (1990), Hukum Keuangan dalam
Fikih Islam (1990), Internasional Dalam Fikih Islam (1990), Ringkasan Ilmu
Perbandingan Mazhab (1983), Laporan Penelitian tentang Naskah Risalah Tuhfatur
Raghibin (1990), Konsultasi Hidup dan Kehidupan 1 (2002).
Selain itu beliau juga menterjemahkan beberapa
buku, seperti Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (1979), Metodologi Ilmiah (1986), Allah
Menurut Syari’ah Islam (1982), Beberapa Petunjuk untuk Juru Dakwah (1982), Kitab
Sabilal Muhtadin (1967), Lima Kaidah Pokok dalam Fikih Mazhab Syafi’I (1986), Risalah
Syarah Fathil Rahman (1991), Risalah Kanzil Ma’rifah (1991), Ummil Barahim (1992),
Syarah Hududhi ‘ala Ummil Barahin (1992), Kitab Tanwirul Qulub (1992), Kitab
Aqidatin Najin (1992), Kitab Tahqiqul Maqam ‘ala Kifayatil Awam (1992), Kritik
terhadap Hadits Nur Muhammad Riwayat Abdurrazak (1983), Tasawuf dan Kritik
terhadap Filsafat Tasawuf (1983), Pemikiran-pemikiran Tauhid Syekh Muhammad
Sanusi (1994), Al-Milal wa Al-Nihal (2005).
KH. M. Asywadie Syukur dikenal masyarakat luas
karena beliau sering mengisi siaran RRI dalam acara Konsultasi Hidup dan
Kehidupan. Acara ini berisi Tanya jawab tentang syariat Islam yang sering
terjadi dikehidupan sehari-hari. Jawaban beliau terasa lugas dan mengena
terhadap persoalan. Sehingga masyarakat sangat menyukai acara ini, selain itu
suara khas beliau sangat meneduhkan hati.
KH. M. Asywadie Syukur meninggal diusianya 71
tahun, beliau meninggal Sabtu petang, 27 Maret 2010 di rumahnya Jalan
Sultan Adam Kompleks Madani Nomor 5 Banjarmasin. Kemudian beliau dimakamkan di
Martapura. Saat ini sedang dibangunkan kubah di atas areal pemakaman beliau.